JABAR RELASI PUBLIK.COM | KABUPATEN BOGOR — CITEUREUP, Sekolah Tinggi ilmu Tarbiyah Sirojul Falah (STIT) menggelar wisuda Mahasiswa di gedung serbaguna welasih Citeureup, Kabupaten Bogor. Selasa (2/3)
Dalam acara tersebut sedikitnya dihadiri dewan Guru bersama dengan para tamu undangan.
Hal senada juga disampaikan oleh Dr. Zaenal, M.Si. Dalam orasi ilmiah nya, bahkan tidak Sedikit tamu yang hadir mereka merasa terenyuh Dan tergugah atas apa yang di utarakan didalam Acara wisuda tersebut. Kendati suasanapun Begitu khidmat dan sumringah karena Mahasiswa yang sudah di wisuda merasa Bangga telah lulus menjadi sarjana.
Kini dalam sambutannya Dr. Zaenal Abidin, M.Si Mengucapkan pertama-tama sebagai insan yang Beriman dan bertakwa pantas kita ucapkan Syukur alhamdulilah hari ini dalam keadaan Sehat walafiat sehingga dapat menggelar acara Wisuda sarjana angkatan XI program studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Sirojul Falah (STIT – SIFA).Tahun Akademik 2019 – 2020.
Tambahnya. “Para wisudawan wisudawati Harus siap terjun langsung dalam realitas Kehidupan sehari-hari dan siap berkiprah Dimana saja untuk mengamalkan ilmu yang Diperoleh dibangku kuliah, dalam rangka Meningkatkan kualitas hidup diri dan turut Mencerdaskan generasi bangsa Indonesia Dimasa yang akan datang.”
Pendidikan Islam memiliki kontribusi yang Sangat signifikan dalam mempertahankan Penyebaran pemahaman keagamaan yang Moderat, kedalam ilmu agama yang didapat Dalam pendidikan keagamaan seperti halnya Pesantren dan madrasah, serta optimalnya Kiprah para ulama dan kyai yang masih menjadi Rujukan perilaku keberagamaan, kini kendatinya Masyarakat, menjadikan agama sebagai Masyarakat Indonesia masih berada pada titik Yang aman.
Dalam kehidupan demokrasi akan terlihat dan Terlaksana dengan baik ketika masyarakat Memiliki kepekaan yang tinggi dalam segala Macam perbedaan yang muncul di Tengah-Tengah kehidupan masyarakat.
Puralisme ini madzab kaum sosiolog melihat Titik temu persamaan antara pihak yang satu Dengan pihak yang lain.
Multikulturalisme, ini madzabnya Anthropology, Dimana mereka melihat keunikan sebagai Kekayaan atau kearifan lokal. Jika itu semua Dilakukan dengan tujuan untuk hidup bersama Sama dengan keharmonisan, tidak Menganggap Yang satu benar dan yang lain Salah, yang benar Tidak harus mematikan yang salah bahkan Sebaliknya.
Secara umum, moderasi beragama atau Wasathiyyah berarti mengedepankan Keseimbangan dalam hal keyakinan, moral dan Watak sebagai ekspresi sikap keagamaan Individu atau kelompok tertentu.
Prilaku keagamaan yang didasarkan pada nilai-Nilai keseimbangan tersebut konsisten Dalam mengakui dan memahami individu Maupun kelompok lain yang Berbeda. “Pungkasnya.
Editor : WMyuda
Link : https://jabar.relasipublik.com
Kunjungi link berita kami di https://relasipublik.com
Serta Follow Sosial Media Kami
Facebook https://www.facebook.com/jabarrelasi
Facebook page : https://www.facebook.com/JabarRP
Instagram : https://www.instagram.com/jabarrelasi
Twitter : https://www.twitter.com/jabarpublik
Kanal Youtube : https://www.youtube.com/c/JABARRP
Discussion about this post