JABAR RELASI PUBLIK.COM — BOGOR DALAM
Webinar yang diselenggarakan media bogor.okeyboz.com, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Jaminan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bogor dr. Tri Yuliani, M.Kes menyampaikan, kendati masyarakat tetap tenang dan tidak panik ketika mengalami gejala-gejala yang mengarah ke Covid-19.
“Kta harus menyikapi hal tersebut dengan tenang dan tidak panik, kita sudah 1 tahun lebih bergulat dengan pendemi dan betul dulu pernah ada istilah new normal dan betul new normal itu memang harus kita jalani, dunia sudah harus menjalani hal tersebut sambil terus mengupayakan vaksinasi. Semoga betul vaksin nusantara dapat memberikan harapan yang luar biasa”
“Saatnya kita harus bergotong-royong pada semua lini, semua stakeholder, semua sektor bahu-membahu dan betul kita harus melaksanakan ini dengan adaptasi kebiasaan baru, kita tidak bisa menghindari virus-virus yang ada di mana-mana tapi setidaknya kita bisa membentengi diri kita, menjaga diri kita, agar bagaimana virus itu tidak sampai menginfeksi kita dan keluarga kita serta lingkungan sekitar kita. Maka Proked tersebut lah yang perlu dijaga, “kata Dia. Minggu, (18/7) Simak Videonya Klik https://youtu.be/OBkkTZFcTCo
Kendati. Divisi Humas Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI Bogor) Jani Ginting, menyampaikan, “Pada kondisi Bogor sendiri sebagaimana kita ketahui ketersediaan tempat khusus untuk pasien covid-19 crowded hampir 90% dari kapasitas tempat tidur sudah terisi, padahal ketentuan WHO 60%, bahkan beberapa rumah sakit sudah lebih dari kapasitas tempat tidurnya dengan melakukan penambahan bed dan kursi roda, kondisi tersebut tentunya cukup memiriskan kita, mengingat jumlah pasien yang terus kian bertambah. “tutur Dia
Sementara dari kapasitas tempat tidur yang tersedia walaupun sudah di lakukan penambahan tempat tidur tetap tidak cukup untuk menampung tingginya pasien, sehingga teman-teman rumah sakit yang lain juga mendapat komplain dari sejumlah masyarakat terkait ketidakmampuan dalam menerima pasien, “ungkap Dia
Ipang Sigiasmoro Relawan Jam Keswatch menyampaikan. “Kasus yang sering terdengar adalah ruangan IGD penuh, ruang isolasi juga penuh hal tersebut membuat pelayanan tidak maksimal, ada indikasi juga yang disinyalir keterlambatan pembayaran klaim kepada rumah sakit sehingga mengganggu cash flow keuangan rumah sakit dan ketersediaan alat dan obat-obatan. Hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap pelayanan pasien, “tandas Ipang.
Selanjutnya. Rohmat Selamat, menghimbau kepada awak media, agar dapat meng counter dan memverifikasi kebenarannya setiap berita yang diterima.
“Emang betul di masa pandemi ini semakin banyak merajalela juga berita-berita hoax jadi peran penting dari media sebetulnya sangat urgent disini untuk menghandle masalah ancaman berita tadi, yang sesungguhnya tidak benar tetapi dibuat seolah-olah benar membuat tidak nyaman masyarakat dan mengakibatkan sejumlah kebingungan di tengah masyarakat,
“sebut Dia
Kendati Ia juga menceritakan, bahwa pihaknya turun langsung ke rumah sakit untuk memastikan kondisi di lapangan. “Kita pernah juga bersama PWRI cek ke salah satu RSUD Kota Bogor ternyata yang benar kondisinya pasien menumpuk.
Namun tetap saja pelayanan tersebut menerima pasien yang datang, walaupun penuh sehingga antrian pun tetap diterima begitu luar biasanya para Nakes di RSUD Kota Bogor
“Sebelum nya terjadi kemarin lalu, pengalaman mencatat kita membawa keluarga rekan kita sendiri ke RSUD Kota Bogor, kendati akhirnya diterima walaupun kondisi tabung gas tidak ada tapi tetap dicarikan walaupun kondisi pasien menumpuk, “ungkap Rohmat.
Hal senada. Rohmat juga berpesan kepada awak media, “bagi teman-teman media khususnya di kabupaten bogor setiap berita yang membingungkan atau berita yang sifatnya menyeudutkan pihak-pihak tertentu, menyudutkan rumah sakit, itu harus di counter, sebelumnya dan harus diverifikasi kebenarannya, media harus balance, “beber Dia
“Masyarakat kita sedang berperang melawan virus, media harus memiliki jiwa patriotisme harus berperan aktif menyampaikan yang benar tidak memilih diksi-diksi yang menakut-nakuti, tidak memilih diksi-diksi yang buat masyarakat jadi kebingungan, harus menggunakan diksi yang menentramkan, menyemangati masyarakat dalam upaya membangun optimisme masyarakat. Sehingga kita dapat segera bisa cepat keluar dari pandemi ini,
“tutup Rohmat
(Red)
Editor : WMyuda
Discussion about this post