SULTRA,RELASIPUBLIK.COM – Didorong sejumlah masyarakat dan tokoh lintas Kabupaten Buton Tengah, Dr Azhari, Rektor Universitas Sembilan Belas November (USN) Kolaka menilai menjadi Bupati Buton Tengah Bukan Luar Biasa, Bahkan Azhari semakin siap maju pada pilkada Buton Tengah mendatang. Berikut Petikan wawancaranya :
Kanda, melihat dinamika saat ini di Kabupaten Buton Tengah, pasca kunjungan sejumlah tokoh lintas kecamatan, apa yang kanda rasakan…?
Dinamika masyarakat itu adalah fakta sosial psikologis massa. Secara umum dari kacamata psikologi massa itu ada yang tidak beres. Saya sebagai putra daerah yang mereka tuju mesti faham posisi saya. Terkadang sebagai tempat mereka curhat, mengadu dan minta pandangan. Wajar apalagi saya pernah maju dulu. Yang hadir itu mayoritas pendukung setia saya dulu. Yang kemudian saya himbau untuk ke Samatau. Ada yang ikut ada juga yang tidak. Ya itu dinamika.
Dinamika yang terjadi saat ini direspon oleh sejumlah kalangan, aktifis dan netizen dengan sejumlah sudut pandang apakah ini mempengaruhi peranya kanda…sebagai salah satu figur tokoh nasional…?
Semua orang berhak menanggapi apa yang terjadi pada saya dengan kunjungan masyarakat, Itu lumrah dalam politik. Hanya saja sesungguhnya dalam konteks buteng menurut saya penggunaan buzzer itu belum cocok. Masyarakat yang homogen, jumlah pemilih kecil. Justru penggunaan buzzer hanya akan merugikan yang menggunakan. Karena hampir semua warga tau. Siapa saya dan dia. Pembuzzer itu bila pakai akun palsu akan merugikan penggunanya. Bila pakai akun asli akan semakin mencatatkan namanya dalam catatan ingatan masyarakat tentang dia.
Kanda, masih lamanya waktu pilkada di Buton Tengah, apakah kanda siap dihadapkan diskusi versus dengan Bupati, apakah tidak sebaiknya sama sama menahan diri sebelum waktunya…?
Saya tegaskan bagi saya menjadi bupati buteng itu bukan sesuatu yang luar biasa. Justru saya sedari dulu merasa sudah bukan tempatnya saya bermain disitu. Terlalu banyak yang bisa jadi calon dan mampu jadi bupati. Tapi ada beberapa posisi yang orang-orang buteng secara umum masi sulit untuk masuk bersaing dan saya, sepertinya bisa. Baik birokrasi atau politik. Tapi kalau situasi memaksa, ya saya wajib datang sebagai putra daerah. Apalagi dipanggil khusus.
Mohon maaf kanda saya sempat bercerita sedikit sepengetahuan saya bupati, kanda sangat menyayangkan respon kita terhadap adik-adik seperti pemilik akun facebook, falihin barakati, dan netizen serta buzzer, beliau sangat yakin kanda tidak akan terpancing dengan kondisi dan dinamika saat ini, kira kira bagaimana pendapat kanda….?
Sejak awal saya mau dia memimpin dengan baik. Bangun hubungan baik dengan wakilnya. Tapi saya tidak mugkin tutup mata dan telingga dari orang-orang kampungku. Apalagi mereka datang secara adat. Ya saya mesti jawab. Apapun yang saya jawab itu akan saya lakukan. Kecuali Allah panggil saya. Kalau kemudian saya tidak bisa penuhi saya akan sampaikan, kenapa saya tidak bisa, soal buzzernya. Saya ini sudah lama dipentas politik sultra baik langsung atau tidak. Memimpin kampus juga itu, dinamika kritisnya luar biasa. Allhamdulillah saya selalu dalam lindungan Allah. Intinya ya mesti berusaha untuk jujur dan konsisten serta memberikan bukti karya nyata bukan omong kosong.
Terkait ada pendukungnya yang saya jawab. Itu karena anak itu saya tau orang tuanya. Saya kasian kok bisa sebegitunya. Masa depan itu masi panjang, jangan terlalu mudah menjadi begitu. Kalau soal kasar-kasaran. Saya sudah kenyang dinegeri orang. Hanya itu saya anggap sebagai kewajiban saya menasehatinya, paling tidak membalas kebaikan orang tuanya pada saya. Setelah itu silakan. Saya akan anggap kamu seperti yang lain, toh kalau situ anggap saya tidak ada gunanya untuk apa juga saya mau pikir kamu. Kemenakan kandungku saja sudah hampir seratus, saya sudah tidak bisa nasehati semua, apalagi yang begitu. Silakan saja. Itu berlaku bagi keluarga saya yang lain juga.
Kanda, bagaimana tanggapanya terhadap orang orang yang diduga berada disekitar bupati yang memakai sistem ABS (asal Bapak Senang), untuk memancing suasana, termasuk banyakya akun buzzer yang mendukung…?
Itu tergantung dia, mau realistis atau mau makan pujian. Itu soal pribadi masing-masing. Saya berdoa Allah jauhkan sifat begitu dari saya dan keturunanku. Sebagai orang buteng dan lahir lebih dulu, saya sampaikan ke adik-adik yag mau jadi buzzer itu. Itu kerjaan tidak bagus dan mengotori hati dan jiwamu. Sulit bagimu untuk berhasil dalam hidup kalau buzzer (-) itu kamu anggap profesi. Saya kasian sama anak-anak muda yang begitu.
Kanda apakah kanda tidak merasa diadu sesama putra mawasangka saat ini…? Apakah kanda sudah memikirkan ada pihak ketiga yang akan manfaatkan momen dengan tujuan memecah suara mawasangka…?
Buteng itu terlalu sempit kalau mau dibikin demorkasi kampung. Itu pemikiran sempit yang merugikan kita orang buteng. Membangun buteng itu bukan hanya mawasangka. Tapi semuanya utuh. Bahkan buteng adalah jembatan peradaban Buton dan Muna. Hilangkan pikiran sempit, begitu.
Bagaimana harapanya kanda setelah kunjungan kemarin?
Setelah kunjungan itu, semoga buteng baik-baik saja. Sekali lagi saya sampaikan saya bukan penggaguran, saya punya profesi. Saya juga punya aset dan investasi yang terbuka untuk diaudit. Hilangkan sifat-sifat sok seperti penguasa. Terlalu kecil wilayah kuasamu, dan terlalu kecil harta persembunyian yang kamu kumpulkan, untuk sombong. Kalau harta halalmu yang kamu sombongkan saya siap baku hitung denganmu. Tapi kalau yang disembunyikan saya tidak punya persembunyian. Haram bagiku memberi makan keluargaku dengan uang fee. Berubahlah, kembali ke janji awalmu, bila perubahan itu nyata saya akan membelamu. Tapi bila kau semakin sombong, ingat saya tidak biasa lari dari masalah.(Red.)
Discussion about this post