JABAR RELASI PUBLIK.COM ‐‐‐ PURWAKARTA
SEMPAT JADI Perbincangan warga purwakarta, eceng gondok yang menutupi areal perairan di waduk jatiluhur seluas 520 hektar telah menghambat perokonomian warga di sekitar danau karena lalu lintas perahu air tidak bisa melintas.
Juga para pengusaha jaring apung terganggu usahanya dengan kehadiran eceng gondok yang pertumbuhan sangat cepar meluas.
Akhir pekan kemarin, warga di kampung serpis dan beberapa perwakilan pengusaha kolam jaring apung berembuk untuk mencari solusi terbaik dalam upaya membersihkan keberadaan eceng gondok yang sangat mengganggu jalur transportasi angkutan perahu di wilayah tersebut.
Rapat pun digelar pada hari Minggu, 21 November 2021 di mess atlet dayung kampung serpis antara warga, beberapa perwakilan pengusaha bandar ikan, nahkoda perahu dan petani ikan jaring apung.
Pada kesempatan rapat tersebut, hadir seorang anggota DPRD Purwakarta dari Komisi II, Dedi Sutardi. Anggota DPRD Purwakarta dari fraksi Partai Keadilan Sejaherta (PKS) kini domisilinya tak jauh dari wilayah tersebut.
Dari hasil pertemuan tersebut, Dedi Sutardi mengaku bahwa ia sebelum digelar pertemuan antara warga dan pengusaha jaring apung telah mendatangi pihak PJT II, BUMN yang mengelola waduk jatiluhur untuk berkoordinasi terkait keluhan warga atas semakin meluasnya pertumbuhan eceng gondok di waduk jatiluhur.
Menurut Dedi, hasil koordinasi dengan PJT II tersebut menjadi dasar pertemuannya bersama warga dan para pengusaha bandar ikan, nahkoda perahu serta petani ikan, yang dibahas pada rapat hari itu.
Dijelaskan Dedi Sutardi, ia juga sudah koordinasi dengan PJT II, dalam hal ini divisi bendungan, pada Jum’at lalu (15 Oktober 21-red), didampingi salah satu perwakilan koordinator nakhoda perahu blok dermaga serpis, yaitu Bambang.
Dari pertemuan dengan pihak PJT II, ada juga Mario Mora Pangestu sebagai general manajer wilayah IV. Dan Satriyo Edi Purnomo sebagai manajer pengelola bendungan Ir. H. Djuanda, serta Nurzamzam Fadilah Majid sebagai asisten manajer pengelolaan bendungan Ir. H.Djuanda, serta Komandan Sektor 14 yang juga turut hadir.
Dari pertemuan tersebut ada beberapa hal yang sangat penting yang bisa disampaikan bahwa mengingat kondisi jatiluhur darurat untuk penyebrangan masyarakat, kami minta pihak PJT II menyiapkan pelayanan darurat, dan Pihak PJT2 siap menyiapkan perahu rescue (sejenis perahu penarik kapal tongkang), tapi yang bersifat darurat kemanusiaan, karena biasanya perahu kalau masuk ke tanaman eceng ini akan terjebak tidak bisa maju maupun mundur.
Kemudian pihak PJT2 siap menyediakan alat berat apabila ada kelompok masyarakat meminta, asal wilayahnya yang memang strategis mudah mengangkat serta ada lokasi untuk membuang tanaman ini, “beber Dedi menceritakan kronologis pertemuannya dengan pihak PJT II.
Menindaklanjuti pertemuan dengan pihak PJT II termasuk adanya hal yang sama yang disampaikan oleh perwakilan Paguyuban Petani Ikan (PPI), maka dapat diputuskan bersama antara PJT II, dan sektor 14, petani ikan, nahkoda perahu termasuk Dedi sendiri sebagai perwakilan pemerintahan, untuk membersihkan eceng gondok dengan cara swadaya melalui gotong royong bersama seluruh elemen masyarakat.
“Termasuk kita dapat bantuan alat berat dari PJT II berupa beko dengan modifikasi khusus serta alat angkut drump truck. Dibantu pekerja dari para petani dan nahkoda perahu dengan sistem piket, “terang Dedi.
Pantauan di lapangan, pada Senin kemarin, 22 November 2021, pengangkatan eceng ini mulai dilakukan warga yang difokuskan di dermaga serpis dan pelabuhan bongkar muat hasil ikan zona serpis.
Tampak ikut dari unsur TNI satgas Citarum harum, satpolair, dinas perhubungan dan dari PJT 2 menurunkan 2 unit alat berat beko ampibi dan drump truck.
Sementara pihak PJT2 sendiri pun tetap melakukan pengangkatan di area bendungan utama.
Sekarang ada 2 titik pengangkatan yg menggunakan alat berat dan di pesisir lain ada masyarakat melakukan pengangkatan secara manual.
Diharapkan kedepan seluruh masyarakat sekitar danau yang menggantungkan perekonomiannya dari danau jatiluhur bisa swadaya seperti yang sudah dilakukan disejumlah desa pesisir waduk.
“Bagi ia hal baik ini tetap terjaga antara pihak pengelola waduk serta semua unsur masyarakat bersama pemerintah daerah karena kalau bukan kita siapa lagi yang akan menjaga danau terutama untuk masa depan anak cucu kita, ”harap Dedi.
Kegiatan pembersihan eceng gondok di permukaan air waduk jatiluhur akan terus dilakukan tanpa batas waktu yang ditentukan, hingga keberadaan eceng gondok ini memang segera hilang dari waduk jatiluhur.
Humas DPRD
Editor : Wendi Mayuda
Discussion about this post