KOTA BOGOR — JABAR RELASI PUBLIK.COM DEDIE A. Rachim membuka penguatan kapasitas anggota Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Bogor tahun 2021 di Hotel Permata, Selasa (21/9/2021).
Selain mengucapkan selamat atas terbentuknya kepengurusan FPK Kota Bogor, Dedie juga meminta komunikasi yang konsumtif dan komprehensif. Hal tersebut untuk menjaga suasana Kota Bogor yang lebih baik.
Ada beberapa hal yang perlu disikapi bersama. Sehingga nantinya dengan adanya FPK tersebut, justru bisa meredam situasi – situasi yang berpotensi menimbulkan konflik. Contoh hal yang sudah terselesaikan, Dedie mencontohkan persoalan Gereja Yasmin.
“Selama ini dipersepsikan seolah – olah warga Bogor menjadi warga intoleran, padahal sama sekali tidak. DNA warga Bogor adalah warga yang menjunjung tinggi toleransi. Hanya memang ada background dari yang mungkin kita sudah ketahui bersama yang tidak sampai kepada masyarakat, “urai Dedie.
Sehingga terbentuknya Forum Pembauran Kebangsaan ini juga harus bisa meredam potensi – potensi konflik ke depan. Karena bukan tidak mungkin, nanti akan terjadi lagi situasi yang kurang lebih sama yang bakal memperuncing dan kemudian menjadikan imej Kota Bogor seperti kota yang intoleran.
Di tempat yang sama, Kepala Badan Kesbangpol Kota Bogor, Dadang Sugiarta menjelaskan, terbentuknya FPK Kota Bogor ini sesuai dengan SK Wali Kota Nomor 188 Tahun 2021. Alasan dibentuknya FPK, karena warga Kota Bogor yang memiliki berbagai suku dan daerah.
“Kota Bogor ke depan akan menjadi Indonesia mini. Kita beriringan kepengurusannya dari Sabang sampai Merauke. Sehingga bagaimana di Kota Bogor ini kota yang sangat berbaur, kota yang sangat toleran. Bukan hanya toleransi agama, tetapi toleransi suku, toleransi antar daerah yang ada di Kota Bogor, “jelas Dadang.
Editor : WMyuda
Discussion about this post