BANDUNG ‐‐‐ JABAR RELASI PUBLIK.COM JUMAT 21 JANUARI 2022 BUNG Artheria Dahlan kita lihat sudah minta maaf dihadapan publik dengan segala penyesalanya, namun dengan sudah minta maafnya Bung Arteria tersebut.
Saya rasa kita sebagai orang Sunda harus menunjukan jiwa besarnya, mari kita maafkan bersama – sama, dan masalah ini agar jadi pelajaran kedepan kita bersama sebagai sesama anak bangsa Indonesia, untuk sama ‐ sama lebih saling menghargai dan menghormati satu sama lain, dalam segala asfek kehidupan, baik bahasa, budaya, adat tradisi dan lain sebagainya.
Jika kita terus memperpanjang masalah ini, saya rasa tidak elok juga, seakan – akan kita sebagai masyarakat sunda malah bila dianggap sebagai suku pendendam.
Julukan sebagai suku yang pemaaf saya kira lebih elok dan.lebih terhormat dari pada sebagai suku pendendam dengan alasan apapun juga.
Dalam hal ini tidak berarti saya sebagai orang sunda kok tiba – tiba seolah – olah jadi membela Bung Arteria. ‘Saya Orang Sunda Pituin Getih Aing Getih Sunda Asli Ti Galunggung’. Saya juga tidak kenal dengan yang bersangkutan, sebagai buktinya sebelum semua jadi heboh dan ramai,
Justru sayalah yang pertama kali Protes keras di Media kepada Bung Arteria, menyambung pernyataan pak Tb Hasanudin, dan dirilis hampir di seluruh Media, masalahnya disini saya melihat justru berita – berita saat ini yang muncul kok semakin tendensius, seakan – akan ada yang sengaja ingin menggoreng dan mengadu domba orang sunda, dan mengadu domba sesama anak bangsa.
Tidak ada salahnya kita semua waspada dan membuka mata, padahal banyak hal yang harus kita lakukan yang lebih urgent dan bermanfaat khususnya yang ada di Jawa Barat ,
Salah satunya saat ini di Garut golongan radikal dan intoleran sudah terang – terangan menginjak – injak dan menghina Pancasila dan NKRI, dengan sengaja terang – terangan memproklamirkan negara dalam negara dengan mengharamkan NKRI dan Pancasila.
Bukankah hal ini merupakan penghinaan dan penghianatan kepada Ibu Pertiwi ?
Tapi kenapa ketika ibu pertiwi yang ada di tatar sunda di hina dan dihianati kok orang sunda yg katanya mengaku NKRI pada diam ???,
Lain hal nya ketika Bung Arteria yang dianggap menghina bahasa sunda, sehingga begitu heboh dan semua masyarakat sunda bersuara, tapi sebaliknya ketika salah satu tanah tumpahnya darahnya, ‘Lemah Caina Diinjak – injak bahkan terancam dikuasai, kok cuek – cuek aja pada hare hare, pada kemana atuh hey urang sunda ? kok gemanya tidak seheboh ketika Bung Arteria dianggap menghina bahasa sunda ???
Padahal peristiwa di Garut ini jelas – jelas ancaman yang nyata yang sudah ada di depan mata, tapi malah sebagian besar orang – orang sunda seakan pada menutup mata dan telinga, apa tidak dengar di Media seorang ulama ternama punya pesantren paling besar di Garut, karena menentang gerakan NII,
Sampai diancam – ancam dan dilarang syiar , bahkan terakhir di kepung dalam sebuah madrasah oleh ratusan orang yg mengatas namakan Pembela NII, dengan membawa senjata tajam lain nya, apa kira – kira hal tersebut bukan pengancaman ulama dan NKRI ??? tapi kenapa justru ini yang sudah jelas – jelas terjadi tapi seakan beritanya tertutup begitu saja.
Karena memang ada kelompok yang sengaja menutup nutupi rapat – rapat peristiwa tersebut, kira – kira kita sebagai orang awam kalau dilihat dari skala ancaman mana yang lebih berbahaya dan mengancam keutuhan Bangsa dan Negara , peristiwa Garut atau peristiwa Bung Arteria ???
Mari kita berpikir cerdas, jawaban orang waras pasti peristiwa Garut, dari kajian tersebut saya berpikir walaupun Bung Arteria nemang salah dan khilaf tapi, berita – beritanya tersebut sepertinya ada yang sengaja mendesign untuk mengadu domba sesama anak bangsa.
Untuk itu saya mengajak secara pribadi dan sesama anak bangsa lebih baik masalah dengan Bung Arteria, kita sudahi sampai disini saja, kalau ada yang ngotot mau memperpanjang, apa benar – benar kesalahan Bung Arteria tersebut memang tak termaafkan ???
Saat ini saya pikir, lebih baik kita focuskan energi kita untuk membela Garut yang benar – benar sedang terancam NII bila memang kita sebagai orang Sunda yang masih mencintai NKRI.
Mari kita buka mata dan hati kita lebar – lebar jangan mau, focus dan perhatian kita dialihkan kepada hal – hal yang bersifat ‘Devide et Impera, dan jangan mau lagi sebagai sesama anak bangsa diadu domba titik, kalau mau berperang mari kita sama – sama perangi segala antek – antek NII yang saat ini ada dan mengancam tatar Sunda Garut. ‘Cag, Rahayu Urang Sunda’ .
Editor : Wendi Mayuda
Discussion about this post