KOTA BOGOR –‐ JABAR RELASI PUBLIK.COM
MAULANA Al-Habib Muhammad Luthfi bin Yahya akrab biasa disapa Habib Luthfi meresmikan Joglo yang berada di area Makam Raden Saleh Syarif Bustaman, Rabu (29/9/2021).
Makam Raden Saleh yang berlokasi di gang bernama Jalan Raden Saleh, di Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogo ini kini dilengkapi Joglo atau bangunan tradisional masyarakat Jawa.
“Terima kasih atas terbangunnya kembali makam Raden Saleh. Ini menjadi perwujudan ikhtiar kita dalam rangka menjaga dan memelihara peninggalan sekaligus saksi sejarah, “kata Habib Luthfi saat meresmikan.
“Bilamana situs-situs ini tidak dipelihara dan tidak dijaga dengan baik, Ia khawatir umat, bangsa dan generasi ini bakal ‘pareumeun obor’ (kehilangan riwayat asal usul atau informasi hubungan kekerabatan). Maka akan sulit, untuk itu ayo kita kembali ke tanah air kita,
”kata dia menambahkan.
Kakak dan adik dari Raden Saleh seperti yang diceritakan Habib Luthfi, banyak membantu perjuangan Pangeran Diponegoro di Wonosobo, sehingga dikenal sebagai keluarga pejuang.
Setelah belajar dari kakaknya, Raden Saleh keluar negeri untuk belajar lebih jauh tentang seni lukis. Berbagai karya yang dihasilkannya memiliki sejumlah kandungan yang luar biasa, dalam arti bukan sekedar melukis dan itu yang diperjuangkan.
Sekembalinya ke Indonesia, Raden Saleh di curigai penjajah belanda membantu perjuangan Pangeran Diponegoro, hingga akhirnya ditangkap dan dijadikan tahanan rumah di Jakarta.
Pada penangkapan kedua, Raden Saleh kembali menjadi tahanan rumah hingga akhirnya wafat, para sanak familinya tidak diizinkan untuk menjenguknya.
“Maka tidak salah apabila kita menghormati kepahlawanannya. Semoga menjadi suri tauladan untuk generasi muda, paling tidak beliau memiliki kontribusi dalam menegakkan sang saka merah putih, ”ungkap Habib Luthfi.
Menurut Habib Luthfi, bendera merah putih bukan sekedar secarik kain, bukan juga sekedar dua warna merah dan putih, tetapi memiliki kandungan yang luar biasa, di antaranya sejumlah nilai Indonesia yang lebih tinggi yakni kehormatan, harga diri dan jati diri bangsa.
Sehingga kata dia, tumbuh rasa fanatisme dan rasa memiliki Republik Indonesia yang mengakar kuat, tidak mudah digoyahkan dan tidak mudah dibenturkan sesama bangsa Indonesia.
“Dan sudah menjadi kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga kehormatan, harga diri, jati dirinya sebagai bangsa Indonesia layaknya sejumlah pahlawan yang berkontribusi dalam memerdekakan bangsa Indonesia, “tegas
dia
“Selain sebagai pejuang dan pelukis besar, Raden Saleh kata Habib Luthfi, merupakan cucu Nabi Muhammad SAW, cucu Sayyidah Fatimah, cucu Abi Bakri As Shiddiq serta cucu Sayyidina Ali.”
Di lokasi yang sama, Bima Arya menyebut, tidak banyak yang sadar betapa hebatnya sosok Raden Saleh yang kebanyakan mengira hanyalah pelukis besar padahal bukan saja sebagai seorang seniman, tetapi juga pejuang yang nasionalis.
Meski, Raden Saleh juga dikenal membuat lukisan penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Belanda. Wajah penjajah Belanda dibesarkan agar terlihat lebih menyeramkan, sementara sosok Pangeran Diponegoro dibuat lebih berwibawa dan berkharisma.
Pada kesempatan tersebut, Bima Arya mengatakan, tahun lalu Pemkot Bogor telah membangun gapura sebagai simbol keberadaan Makam Raden Saleh.
“Ke depan bersama semua kita perkuat komitmen untuk pemeliharaan dan pengembangannya, bukan saja bagi seniman untuk belajar melukis, tetapi juga bagi para generasi muda untuk belajar tentang arti nasionalisme, kebersamaan dan kebangsaan kita semua, ”kata Bima Arya.
Ketua MUI Kota Bogor, KH. Mustofa Abdullah bin Nuh menilai, sosok Raden Saleh merupakan pelukis agung yang dengan karyanya mampu membangkitkan rasa nasionalisme, patriotisme dan memerdekakan Indonesia.
“Dengan bimbingan guru kita, Abah Luthfi kita baru menyadari ternyata di dalam lukisannya beliau letakkan karomahnya dan kita rasakan hingga detik ini. Semoga bangunnya makam ini menjadi keberkahan bagi kita semua, bagi Kota Bogor, ”ujar pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ghazaly Kota Bogor ini.
Hadir dalam peresmian tersebut Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, (Danrem) 061/Suryakancana, Brigjen TNI Achmad Fauzi, Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol. Susatyo Purnomo Condro.
Dandim 0606 Kota Bogor, Kol. Inf. Roby Bulan, perwakilan Danyon 14 Kopassus, Para tokoh agama dan masyarakat, di antaranya Khalifah Empang dan perwakilan Basolia Kota Bogor.
Editor : WMyuda
Discussion about this post