CIBINONG — JABAR RELASI PUBLIK.COM ADE YASIN Mengingatkan jajarannya untuk tidak gengsi berkoordinasi dan berkolaborasi dalam melaksanakan penataan wilayah di beberapa titik yang menjadi prioritas. Hal tersebut ditegaskannya saat memimpin rapat koordinasi rencana percepatan pembangunan infrastruktur melalui penataan kawasan kecamatan, yang berlangsung di Ruang Rapat Bupati Bogor, Kamis (27/1).
Hadir pada kegiatan tersebut diantara nya, Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, jajaran Pemerintah Kabupaten Bogor, beberapa Camat dan Tim Percepatan Pembangunan Strategis (TP2S) Kabupaten Bogor.
Ade Yasin menyebutkan di Kabupaten Bogor ada sejumlah kawasan yang menjadi prioritas untuk dilakukan penataan, karena menjadi sumber kemacetan dan sumber masalah lainnya. Misalnya di Cibinong, yaitu pintu tol Citeureup sampai Pasar Cibinong harus ditata.
“Konsep penataannya harus dibuat secara matang, dinas terkait jangan hanya melihat dari peta atau dari pandangan drone, tapi harus injakkan kaki kita ke kawasan tersebut, agar hasilnya sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat, ”tandas Ade.
Ade juga menjelaskan, beberapa kawasan lainnya seperti, pintu tol Ciawi dan Pasar Ciawi, Flyover Cileungsi, selanjutnya kemacetan di Ciampea yaitu di beberapa pertigaan penyebab kemacetan, dan jalan rusak yang selalu menjadi keluhan masyarakat. Di Leuwiliang, yaitu kemacetan sekitar pasar, dan jalan rusak. Di Parung yaitu parkir liar, angkutan umum yang sembarangan mangkal, dan kemacetan di pertigaan Pasar Parung. Di Gunung Sindur yaitu jalan rusak sekitar Puspitek.
“Kuncinya adalah komunikasi, ia selalu ingatkan dalam setiap kesempatan agar kita jangan gengsi untuk berkoordinasi dan berkolaborasi,
”ujar Ade.
Berikut Ade menambahkan, ia juga ingatkan kepada dinas, terkait penataan ibu kota Kabupaten Bogor masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Penataannya harus diselesaikan tahun ini, karena kalau ditunda-tunda lagi nanti terlihat pekerjaan kita tidak selesai-selesai.
Hal senada juga dikatakan Ade Yasin, anggota tim percepatan pembangunan strategis kabupaten bogor, Yayat Supriatna, “menuturkan dalam menyelesaikan masalah penataan kawasan, diskusi di lapangan sebetulnya sangat efektif untuk langsung melakukan tindakan dan pemetaan penanganan masalah”.
“Misalnya, masalah kemacetan itu bukan hanya kaitannya soal penataan tapi harus dilihat aktor di belakangnya, misalnya ketertiban angkotnya, PKL-nya, dan lain sebagainya. Pemetaan tersebut ia kira penting untuk memecahkan masalah dari kasus ke kasus, ”tutur Yayat.
Kini Yayat pun mengusulkan, kita mulai dari yang besar dulu, yang di dalamnya melibatkan lintas sektor seperti Pemerintah Kota Bogor, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Misalnya kita fokus di Ciawi dulu, kalau Ciawi bisa sukses, maka bisa menular ke kawasan lainnya.
“Karena intinya ketika kita berhasil menata kawasan Ciawi, pemerintah pusat dan provinsi akan merasa terlibat dalam menuntaskan persoalan yang kita hadapi, ”tutup Yayat yang juga sebagai Pakar Tata Ruang Universitas Trisakti.
Editor : Wendi Mayuda
Discussion about this post