CIBINONG ‐‐‐ JABAR RELASI PUBLIK.COM ADE YASIN Bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) gelar Rakor Penanganan Covid-19 Tingkat Kabupaten Bogor, acara yang berlangsung di Aula Pendopo Bupati Bogor, Rabu (2/2).
Pembahasan ini dalam rangka antisipasi lonjakan kurva Covid-19 di Kabupaten Bogor, dengan gerak cepat, melalui beberapa langkah diambil oleh Bupati Bogor untuk menghadapi lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor.
Terdapat 10 langkah yang diambil Bupati Bogor diantaranya mengoptimalkan telemedicine, membuat kajian terkait Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan penetapan zona merah, penutupan fasilitas umum seperti area Stadion Pakansari, sekimm taman dan area yang berpotensi menyebabkan kerumunan.
Kemudian, penindakan terhadap pelanggaran Protokol Kesehatan, mengaktifkan kembali Satgas kecamatan dan desa, mengoptimalkan aplikasi peduli lindungi, menunda berbagai pelatihan dan Bimtek, memaksimalkan vaksinasi, memaksimalkan tracing dan menerapkan Work from Home (WFH) 50% dan menutup jika banyak kasus terkonfirmasi.
Selian itu Ade Yasin juga, “menjelaskan bahwa kaitan dengan pendidikan, sebagai upaya meghadapi lonjakan kasus covid-19 langkah yang harus diambil adalah dengan menunda pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di beberapa wilayah Cibinong Raya, diantaranya Bojonggede, Cileungsi dan berbagai daerah yang tinggi keterpaparannya”.
Dalam menetapkan pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan acuan yang jelas, diantaranya wilayah yang sudah masuk dalam zona merah dengan kasus penularan tinggi yang ditetapkan oleh Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor.
“Satgas harus menetapkan zona merah untuk Cibinong Raya dan Gunung Putri, termasuk Cileungsi. Ketika membuat surat untuk menunda PTM dengan mengalihkan ke PJJ tersebut harus berdasarkan data, indikatornya harus ada kenaikan kasus, lalu ditetapkan zona merah, jika sudah ditetapkan zona merah harus ditetapkan PJJ, “sebut Bupati
Lebih lanjut Ade Yasin juga menuturkan, langkah selanjutnya yaitu kembali dilakukan penutupan sejumlah daerah rawan kerumunan seperti Pakansari. Disana terdapat tempat arena bermain anak, itu harus ditutup dan ditertibkan, sebab kenaikan kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor ini bukan main-main sudah mencapai 561 hampir 600 per hari.
“Ini merupakan bukan angka yang sedikit, perlu penanganan serius untuk menekan peningkatan kasus ini, maka Pakansari ini sebaiknya kita tutup saja, “tandas dia
Sementara Ade Yasin menjelaskan bahwa, ia akan mengaktifkan kembali Satgas Covid-19 Kecamatan, Desa, RT dan RW. Perlu disosialisasikan kembali kepada Camat dan Forkopimcam.
“Kami juga akan aktifkan kembali aplikasi peduli lindungi di berbagai tempat pariwisata, karena masih banyak hotel yang belum mengaktifkan aplikasi peduli lindungi, ia kira ini harus kita perketat lagi, sebelum pusat menetapkan hal-hal yang lebih ketat.
“Karena jika pusat menetapkan level 3 kita tidak bisa apa-apa lagi, untuk itu sebelum ditetapkan jadi level 3, kita dulu yang menjalakan aksi untuk antisipasi, “papar dia
Kemudian katanya, ia juga meminta untuk perangkat daerah untuk menunda pelatihan atau Bimtek di dalam ruangan, jangan sampai dipaksakan yang akhirnya menularkan, karena di dalam ruangan cukup lama dan menginap akhirnya menjadi pusat penularan.
“Selian itu ia juga berharap dapat Memaksimalkan vaksinasi sesuai dengan ketersediaan vaksin, sehingga vaksin yang ada segera suntikkan jangan sampai kadaluarsa. Termasuk vaksinasi anak usia 6-11 tahun terutama sekolah yang berada di wilayah zona merah, lebih lanjut jika zona merah habis berangkatlah ke zona aman, “kata dia
Kini ia juga menambahkan termasuk memaksimalkan vaksinasi di Puskesmas, Dinas Kesehatan segera inventarisir mana Puskemas yang masih punya vaksin untuk segera dihabiskan.
Terlebih dapat, sosialisasikan telemedicine atau konsultasi kesehatan gratis, viralkan lewat media social, Pemkab Bogor memiliki banyak medsos, baik medsos Pemkab Bogor, medsos dinas, WA grup, sosialisasikan melalui flyer terkait informasi telemedicine konsultasi gratis tentang Covid.
“Berdasarkan surat Kemendagri bahwa 50% ASN WFO dan 50% WFH, dan aktif menerapkan tracing untuk mencegah terjadinya klaster penularan di perkantoran atau dinas. Artinya tidak hanya rumah sakit yang harus dipersiapkan tetapi juga sejumlah tenaga kesehatan.
“Disebabkan varian omricon penularannya sangat cepat, jadi berbagai kerumunan tentu juga dapat mengakibatkan terjadinya penularan, “tegas dia
Diketahui, turut hadir pada kegiatan tersebut diantaranya Kapolres Bogor, Ketua PN Cibinong, Sekretaris Daerah, Kepala Disdukcapil, Kepala Bappedalitbang, Kepala Bakesbangpol, Kepala Disbudpar, Sekretaris DPRD Kabupaten Bogor, Sekretaris Dinas Kesehatan, Sekretaris Pol PP serta jajaran Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor.
Editor : Wendi Mayuda
Discussion about this post