CIREBON | JABAR RELASI PUBLIK.COM 15 NOVEMBER 2021 Menindak lanjuti masalah internal kasepuhan keraton cirebon agar tidak terus berlarut‐larut, maka baru-baru ini patih sepuh pangeran gumelar, yang dianggap mewakili para sesepuh keraton, mengambil sikap tegas, mengambil alih sementara management pengelolaan goa sunyaragi cirebon,
Dalam keterangan Pers patih sepuh mengatakan, justru dengan diambil alihnya goa sunyaragi oleh kami, untuk menghindari pro dan kontra yang berkepanjangan, hal tersebut bukan berarti menguasai dan menutup, meski ini dilakukan hanya satu hari saja, setelah itu kegiatan berlangsung normal seperti biasa, jadi tidak benar jika ada yang mengisukan bahwa goa sunyaragi dalam status quo, ditutup dan disegel tanpa batas waktu yang ditentukan, “kata dia
Buktinya hari ini sudah buka normal, bahkan kemarin hari Sabtu dan Minggu ramai sekali pengunjung nya,
Ketika dikonfirmasi lebih jauh pangeran gumelar sebagai tokoh yang dituakan dan diberi mandat langsung oleh sultan sepuh dan keluarga besar keraton kasepuhan tersebut, diberi kewenangan sementara untuk mengambil berbagai tindakan yang diperlukan antara lain, mengoprasionalkan sementara gua sunyaragi, menyatakan bahwa masalah gua sunyaragi saat ini sudah clear aman sudah tidak ada masalah lagi, dan sudah berjalan normal dibuka kembali seperti sediakala, karena tempat tersebut adalah objek wisata sekaligus situs budaya, hanya satu hari saja off karena ada peralihan management.
Kemudian menyangkut tempat tersebut yang katanya akan dijadikan sebagai tempat gelar seni dan budaya, beliau mengatakan, benar dan pihak keraton sudah memberi ijin penuh 3 hari kepada pihak panitia secara tertulis, dan menjamin keamanan penyelengaraan acara tersebut.
Tempat ini kan terbuka untuk umum, siapapun boleh menggunakan tempat tersebut, apalagi ini untuk kepentingan seni dan budaya, yang akan mengangkat marwah budaya dan kehormatan cirebon dan kasundaan. Sudah pasti diijinkan, bahkan kami semua ikut mensupport penuh.
Justru jika ada yang mengatasnamakan keluarga keraton yang tidak mendukung, tolong agar datang kepada nya dengan baik-baik, jangan berbicara terus di Media,
Karena hal tersebut tidak sesuai dengan adat tradisi keraton, yang mengutamakan, musyawarah keterbukaan dan kekeluargaan. tidak malah menjadikan image seolah-olah keraton tersebut, gaduh, keruh dan kisruh dan lain‐lain di hadapan publik. Padahal tidak demikian adanya.
Hal tersebut sangat memalukan kami sebagai keluarga besar keraton. Ibarat menepuk air di dulang, memercik muka sendiri. Karena sebagimana pernah dikatakan Abah Anton Charliyan tokoh budaya jabar,
Bahwa keluarga keraton merupakan panutan, publik figur masyarakat, sehingga ia harap semua keluarga bisa bersikap lebih dewasa, bahkan harus mampu menjadi contoh bagi masyarakat, karena keluarga besar keratonlah yang seharusnya menjadi etalase dalam rangka membangun jiwa gotong-royong sebagai akar budaya bangsa, yang diwujudkan dalam bentuk kerukunan, soliditas dan rasa kekeluargaan yang tinggi.
Jangan sampai malah sebaliknya, ketika berbicara keraton malah yang nyaring terdengar itu malah, perpecahan, kegaduhan dan carut marutnya saja.
Selaras dengan pernyataan patih sepuh dan Abah Anton dari Ketua Projo Jabar Joni Suherman, Ketua Laskar Siliwangi Cirebon Silvy, panglima laskar Agung Macan Ali Cirebon Prabu Diaz, Sesepuh Paguron Pajajaran Pusat Uyut Sani Wijaya, sepakat mendukung digelarnya festival seni dan budaya di goa sunyaragi cirebon tersebut.
Apalagi surat rekomendasi dari satgas covid-19 kabupaten sudah dikeluarkan dan dukungan dari Pemda pun sangat responsif.
Bahkan jika di keraton tidak bisa di Pemdapun siap memfasilitasi. Kami harap dari pihak TNI Polri pun ikut bersama-sama mendukung acara tersebut.
Dan untuk masalah internal keraton Insya Allah sedang kami bereskan, tidak akan lagi dikaitkan dengan penyelenggaraan gelar budaya tersebut. masa orang lain aja yang dari luar keraton mendukung penuh, di keraton sendiri bikin kisruh, kan malu, “pungkas Patih Sepuh.
Justru dengan adanya gelar seni dan budaya ini, otomatis akan mengangkat seni dan tradisi kasundaan dan kacirebonan serta akan menjadi daya tarik tersendiri dalam peningkatan aspek pariwisata daerah, baik secara nasional maupun international.
Karena yang akan diundang adalah para Raja dan Sultan se-Nusantara, sehingga sangat tepat jika tempatnya pun di komplek keraton.
Selain itu diundang pula para pengusaha travel dan transportasi serta berbagai perwakilan negara asing yang ada di indonesia, yang tentu saja akan berdampak pada ekonomi kerakyatan masyarakat di kota cirebon dan jawa barat secara keseluruhan.
Editor. : WMayuda
Discussion about this post