JABAR RELASI PUBLIK.COM ‐‐‐ MEDAN SETELAH Melaksanakan Mitrapol Award di Hotel Kryad Banda Aceh dan Sabang. Anton Charliyan sebagai Tokoh Budaya yang juga duduk sebagai Pembina INTI Jabar (Ikatan Nasional Tionghoa Indonesia) mendapat undangan dari para pengusaha medan untuk silaturahmi, dalam beberapa diskusi kecil dengan para pelaku usaha baik kecil maupun menengah yang dilakukan dibeberapa tempat di Medan.
Diantara tempat yang diskusi yaitu di Hotel Ibis, di Durian Ucok dan di Bihun Bebek Asie. Mereka menyampaikan beberapa keluhan yang selama ini di alami. Ternyata sudah menjadi momok dan sangat meresahkan mereka.
Anton mantan Kapolda tentu sangat erat kaitanya dengan berbagai masalah yang menyangkut keamanan dalam dunia usaha dan yang mereka keluhkan diantaranya masih sangat tingginya berbagai praktik premanisme terutama dalam bentuk pungutan liar, baik di dunia angkutan, pasar maupun di terminal dan sejumlah pelabuhan.
Hal ini sangat mengganggu dan meresahkan mereka, Apalagi dimasa pasca covid-19 yang belum stabil ini, bisa bertahan saja sudah setengah mati, apalagi harus menghadapi premanisme, merupakan beban yang sangat memusingkan, tapi mau apa lagi mereka hanya bisa pasrah tak berdaya mengikuti apa maunya sang jagoan.
Karena kalau tidak dituruti pun, bukan hanya ancaman pengrusakan barang atau kendaraan bahkan para preman jagoan tersebut tidak segan-segan melakukan berbagai upaya kekerasan, memukul, melempari mobil, melukai dengan senjata tajam bahkan tidak jarang sampai menggunakan senpi.
Salah satu pengusaha senior yang tidak mau disebut namanya menyampaikan kepada Abah Anton. Kata dia, “Medan ini sudah kaya kota Koboy pak, Semua orang tahu bahwa Medan terkenal sebagai kota preman, “ujar dia
“ini sudah berlangsung puluhan tahun, semacam sudah jadi budaya lah. Tapi aparat pemerintah baik Polri, TNI, Pemda dan Intansi terkait terkesan tidak mau tahu, masa bodoh atau dengan kata lain diduga melakukan pembiaran dan diduga aparat keamananpun tak berkutik terhadap apa yang mereka lakukan setiap hari, di depan mata semua orang, “ungkap dia
Kalau ini Hoax, silahkan cek sendiri kelapangan. Jika perlu turunkan intel untuk mengecek kebenaran kata-kata kami ini, “tambah dia
Diungkapkan nya juga, “para pengusaha disini bingung harus mengadu kemana dan kepada siapa, bahkan mereka pesimis, kayanya tidak ada satupun pejabat yang akan mampu membasmi premanisme yang ada di kota Medan ini, “terang dia
Masih ditempat yang sama, para pengusaha tersebut terus mengadu ke Abah Anton Charliyan. Mereka sudah pernah mengadu kemana-mana bahkan sampai ke Presiden, tapi tetap aja tidak berubah. Gitu lagi gitu lagi, “jelas Abah Anton.
Jika adapun tindakan, paling hanya tegas beberapa saat aja, selanjutnya kambuh lagi. bila saja ada jalan untuk bisa mengadu kepada Malaikatpun pasti akan mereka tempuh, atau jika perlu jin pun ndak apa-apa, yang penting bisa memberantas premanisme, pasti akan kami datangi dimanapun tempatnya, “pungkas Para Pengusaha.
Saking rindunya mereka akan rasa aman bebas dari premanisme, Lanjut dia, merekapun menantang seandainya hari ini ada yang bisa menertibkan premanisme dengan sungguh – sungguh, kami pasti akan menjulukinya sebagai malaikat penolong. Bahkan jika diizinkan kami pun berani mendaulatnya sebagai Gubernur, Walikota, Pangdam bahkan Kapolda seumur hidup.
Mereka sampaikan, benar sekali kami sangat rindu sosok pemimpin yang betul-betul berani dan tegas, seperti Pak Sutanto yang dulu pernah menjabat Kapolda Sumut.
Meski pada saat itu bukan hanya judi saja yang berhenti, tapi premanisme juga sama-sama dilibas, ikut berhenti tidak berkutik.
Lalu kira-kira masih adakah sosok Sutanto dimasa kini ???
Ketika hal tersebut dikonfirmasi kepada Abah Anton panggilan Akrab Anton Charliyan.
Abah Anton hanya bisa mengerutkan dahi. “Kayanya agak sulit, tapi tidak berarti tidak ada, siapa tahu saat ini akan lahir bapak Sutanto dan Sutanto baru dari Kota Medan, “ucap Abah Anton
Apalagi sekarang ini banyak sejumlah pemimpin hebat di kota Medan ini. Mulai dari Pak Edy Gubernur yang mantan Pangkostrad, Walikota Pak Boby yang punya kedekatan Khusus dengan Pusat, tentu akan punya power yang lebih pula. Terakhir Kapolda Medan Pak Panca dikenal dengan Pati yang keras dan tegas, “jelas Abah.
Sehingga bila disatukan akan jadi satu kekuatan yang luar biasa. Terlalu kecil jika hanya untuk memberantas premanisme yang notabene sudah jadi unggulan dalam program PRESISI KAPOLRI yaitu “memerangi premanisme sampai keakar akarnya”. Tapi ternyata khusus untuk Medan kata para pengusaha tersebut, kebijakan Kapolri pun tidak ada pengaruhnya apa-apa. Kalau orang sunda bilang “Euweuh Pangaruhna, “ujar nya
Kemudian ketika ditanya tentang pola penanggulangan preman itu sendiri, Anton menambahkan bahwa premanisme ini, pasti bisa diberantas dan pasti berhasil. Poso bahkan teroris aja bisa, apalagi premanisme.
Kuncinya agar seluruh steak holder mulai dari TNI, POLRI, PEMDA dan seluruh aparat terkait termasuk Ormas dan LSM itu sendiri mau berkomitmen, bersatu, saling bekerja sama, bersinergi, satu sama lain untuk berantas premanisme dengan sangat serius, semacam tim gabungan lah, “kata Abah Anton sambil tersenyum.
Abah Anton juga menuturkan, sekarang ini tidak bisa hanya POLRI saja yang dikedepankan untuk bekerja sendirian, walaupun memang sebagai garda terdepan. Kamtibmas adalah Polri, tetapi mutlak tetap harus didukung oleh seluruh instansi terkait, sebagai satu sistem yang utuh dan sinergis, “pungkas Abah Anton.
Mampukah aparat Medan/Sumut berantas Premanisme… ???
Ataukah tetap akan jadi trade mark bahwa Medan sebagai kota yg masih kental dengan berbagai aksi Premanisme…???
Padahal dibalik itu Medan dikenal sebagai Kota Kuliner dan kota perdagangan yang luar biasa, sehingga para penduduknya begitu ramah dan terbuka, berbanding terbalik dengan yang dialami para pengusaha setempat.
Mari kita semua berkomitmen bebaskan kota Medan dari berbagai aksi premanisme yang meresahkan para pengusaha.
Suatu tantangan yang harus kita jawab bersama adalah “ORA ET LABORA”
Editor. : Wendi Mayuda
Discussion about this post